Kamis, 05 Juli 2012

Perkembangan Motorik Anak

Avasin Magz - Perkembangan pada diri anak adalah sebuah hal yang menjadi perhatian utama para orang tua. Perkembangan pada anak terdapat beberapa jenis perkembangan, di antaranya perkembangan motorik halus dan motorik kasar. Motorik kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan juga koordinasi anggota tubuh. Pergerakan motorik kasar menggunakan kontraksi otot besar dari sebagian ataupun seluruh anggota tubuh.

Gerakan yang tergolong pada pergerakan motorik kasar diantaranya adalah berjalan, berlari, melompat dan lain sebagainya. Pada anak, sejak dilahirkan terdapat perkembangan motorik kasar yang memiliki beberapa urut tahapan. Yang artinya, setiap anak akan mempelajari tahapan demi tahapan secara berurutan dan tidak melompat dari fase satu ke fase lainnya.

Alangkah baiknya jika semua tahapan dilalui secara perlahan dan juga dikuasai terlebih dahulu sebelum memasuki ke tahap perkembangan motorik kasar yang selanjutnya. Yang patut menjadi catatan bagi para Ibu, tidak semua anak memiliki keterampilan motorik yang sama walaupun berada dalam usia yang sama. Karena perkembangan motorik anak bersifat individual dan berbeda satu dengan lainnya.

Sebuah pandangan yang salah jika orang tua menilai tingkat kepandaian bayi satu dengan lainnya berdasarkan perkembangan motorik kasar anak tersebut. Perkembangan keterampilan dari anak tidak berpengaruh pada kecerdasan yang dimiliki anak tersebut.

Namun, ada kalanya, seorang anak mengalami perkembangan motorik kasar yang kurang. Hal ini sebenarnya bukanlah sebuah kelainan apapun. Karena kembali pada pembahasan di atas, setiap anak mengalami perkembangan yang berbeda beda. Namun, sebagai seorang orang tua, tentu saja akan khawatir bila anaknya kurang berkembang dari segi motorik kasar. Karena, anak tersebut akan mengalami kesulitan untuk bergaul dan bermaindengan anak anak seusianya.

Bagi Ibu atau Bapak yang memiliki anak dengan perkembangan motorik kasar di bawah perkiraan waktu normal, tidak perlu khawatir, karena dengan melakukan terapi avasin al kay, perkembangan motorik anak anda akan dapat dipercepat. Seperti yang terjadi pada pasien dr.Adang Sudrajat yang satu ini.

Terapi al kay pada bagian kepala untuk meningkatkan
keseimbangan dan koordinasi motorik anak


Anak ini pada usia satu tahun belum mampu untuk duduk sendiri. Setelah melakukan satu kali terapi, sang anak langsung mampu untuk duduk sendiri. Dan setelah melakukan dua kali pengobatan, sang anak kini sudah mampu untuk merangkak. Saat ini, adek kita yang satu ini sedang dilatih untuk mampu berdiri sendiri. Ayo dek, kita main sama sama!

Minggu, 01 Juli 2012

Sekilas Tentang Thalasemia

Avasindo Magz - Thalasemia adalah penyakit yang bersifat menahun. Thalasemia biasanya diturunkan melalui genetik keluarga. Thalasemia merupakan sebuah penyakit yang akan menyebabkan penderitanya mengalami berbagai gejala anemia, mulai dari anemia ringan maupun berat. Anemia sendiri adalah sebuah kondisi dimana kadar Hemoglobin (Hb) dan juga sel darah merah dalam tubuh menurun. Hemoglobin dalam darah, mempunyai sebuah peran penting dalam mengikat oksigen lalu mendistribusikannya ke seluruh tubuh.

Semoga lekas sembuh ya nak...
Thalasemia dapat juga dikatakan sebagai kelainan genetik yang berupa mutasi gen. Mutasi gen ini akan menyebabkan kualitas sel darah merah dalam tubuh menurun sehingga Hemoglobin tidak mampu bertahan lama. Thalasemia memang diturunkan orang tua kepada anaknya, baik itu perempuan maupun laki laki. Dan bila kedua orang tua (bapak maupun ibu) menderita Thalasemia maka penyakit yang akan diderita anak akan memasuki kategori sedang hingga berat.

Namun bila penyakit Thalasemia diturunkan dari salah satu pihak orang tua, maka gejala yang timbul relatif ringan malah seringkali tidak akan berefek apapun. Orang yang menderita Thalasemia tanpa mengalami gejala klinis disebut juga sebagai seorang carrier (pembawa) Thalasemia. Walaupun tidak mengalami gejala apapun, seorang carrier Thalasemia tetap akan menurunkan Thalasemia kepada anak mereka.

Thalasemia terbagi atas dua jenis. Hal ini didasarkan pada Hemoglobin yang tersusun berdasarkan dua jenis rantai protein, rantai alpha globin dan juga rantai beta globin. Bila yang terganggu adalah rantai alpha globin, maka disebut sebagai Thalasemia Alpha, begitu pun bila yang terganggu adalah rantai beta globin maka disebut sebagai Thalasemia Beta. Kedua jenis Thalasemia ini juga dibagi lagi ke dalam beberapa stadium mulai dari stadium ringan hingga stadium berat.

Dalam pembagian rantai protein hemoglobin, masing masing jenis rantai protein alpha maupun beta, terdiri dari empat buah rantai protein. Bila setidaknya dua dari rantai protein alpha mengalami gangguan, maka disebut dengan istilah Thalasemia alpha mayor. Sedangkan bila hal yang sama terjadi pada rantai protein beta, maka disebut juga dengan thalasemua beta mayor.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai jenis Thalasemia yang diderita oleh pasien, diperlukan pemeriksaan khusus dan panjang. Begitu juga bila kita ingin mengetahui apakah Thalasemia yang diderita merupakan kategori ringan, sedang ataupun berat. Namun gejala umum yang dialami penderita Thalasemia adalah gejalan anemia seperti yang kami utarakan di atas.

Walaupun carrier thalasemia dapat hidup tanpa gejala thalasemia apapun, namun thalasemia berat dapat menyebabkan kematian. Thalasemia dapat dideteksi semenjak masih balita, gejala yang terjadi pada penderita thalasemia berat adalah lelah dan letih, kulit berwarna kuning, perut yang membuncit akibat pembengkakan pada hati dan limpa, warna kulit lebih gelap dan juga gangguan pada pertumbuhan. Bahkan bila seorang bayi baru lahir menderita thalasemia alpha mayor, kemungkinan besar bayi tersebut akan meninggal tidak lama setelah dilahirkan.

Bila seorang dokter konvensional menemukan pasien dengan keluhan penyakit anemia, maka sang dokter pada umumnya akan melakukan berbagai pemeriksaan rutin mulai dari pemeriksaan darah rutin sampai dengan pemeriksaan kadar feritin sampai dengan sumsum tulang belakang. Bila dalam diagnosis kuat dugaan pasien mengalami Thalasemia, maka dokter akan melanjutkan pada pemeriksaan selanjutnya meliputi analisa genetika, elektroferesis hemoglobin sampai dengan pemeriksaan riwayat keluarga penderita.

Terapi yang akan diberikan pada penderita Thalasemia tergantung berat ringannya gejala yang terdapat pada penderita thalasemia. Bila penderita hanya merupakan seorang carrier maka dia tidak memerlukan pengobatan apapun. Namun pada kondisi yang lebih berat akan memerlukan transfusi, dalam kondisi tertentu memerlukan transfusi yang harus dilakukan secara berkala. Malah pada kondisi sangat berat yang menyebabkan pembengkakan limpa yang tidak dapat ditolerir oleh tubuh, maka harus dilakukan pembedahan untuk membuang limpa milik pasien.

Dalam pengobatan media secara konvensional, pasien harus sering berdiskusi dengan dokter spesialis divisi hematologi pada departemen penyakit dalam. Di sana dokter akan melihat efek yang ditimbulkan oleh pengobatan, efek sampingnya dan juga kemungkinan untuk melakukan perawatan rutin. Pengaturan diet pasien akan membantu pasien dalam menjalani pengobatan, selain itu dukungan keluarga sangat diperlukan khususnya bagi pasien yang memerlukan perawatan rutin.

Namun, dengan adanya terapi avasin al kay, penyakit thalasemia dapat disembuhkan belalui terapi pengobatan secara berkala. Dalam kasus kami, penyakit thalasemia harus melalui beberapa proses terapi sebelum benar benar terbebas dari thalasemia. Sebenarnya penyakit tersebut tidak menghilang sepenuhnya setelah terapi, karena thalasemia adalah penyakit genetis. Namun, dalam tahap akhir terapi, penderita akan hanya menderita thalasemia ringan dan tergolong ke dalam kategori carrier (pembawa) thalasemia saja. Semoga bermanfaat.

Galery Avasindo 01/07/2012

Avasindo Magz - Setelah sebulan yang lalu tim konten Avasindo Magz menampilkan galery dengan 4 buah foto dari pasien rutin dr.Adang Sudrajat. Di edisi gallery kali ini kami akan coba untuk menampilkan pada anda 2 foto selanjutnya, masih dari ruang praktek Avasin Health Care dr.Adang Sudrajat di Komp.Margahayu Raya Bandung.


Seorang anak dengan penyakit Thalasemia. Sebelum menjalani pengobatan Avasin Al Kay harus melakukan perawatan melalui transfusi dua minggu sekali. Setelah melakukan proses pengobatan  Avasin Al Kay sebanyak enam kali, Alhamdulillah sudah mampu bertahan hingga dua bulan tanpa melakukan transfusi. Disamping itu, daya tahan tubuh sang anak dikabarkan telah meningkat.


Stroke adalah penyakit yang umum ditangani oleh para dokter spesialis pengobatan Avasin Al Kay. Stroke sebenarnya adalah penyakit yang sulit untuk disembuhkan. Beberapa di antara pasien, ada yang mengidap penyakit ini hingga bertahun tahun. Begitu juga yang terjadi pada pasien di atas. Beliau sudah menderita Stroke selama empat tahun dan belum mampu untuk berjalan sendiri. Pada awal kedatangannya, kekuatan yang dimiliki baru berada di tingkat satu yang berupa gerakan kontraksi. Namun setelah menjalani terapi Al Kay untuk pertama kalinya, kekuatan beliau langsung meningkat ke tingkat dua yaitu mampu menggerakkan anggota tubuh melawan gravitasi.


Kepada anak dan bapak di atas, tim konten Avasindo Magz mengucapkan terima kasih untuk kesediannya agar dipublikasikan di dalam weblog ini. Semoga keikhlasan anda beserta keluarga yang menyertai dapat menjadi testimoni bagi kami dan segenap redaksi. Tak lupa kami doakan semoga lekas sembuh dan segera menjalani kehidupan dengan sehat dan bahagia. Amien.