Sabtu, 24 November 2012

Langkah Konkrit untuk Memerangi Keropos Tulang

Seiring dengan peningkatan angka harapan hidup warga Indonesia, akan meningkat pula jumlah penderita keropos tulang, sakit pinggang, dan sendi. Diprediksi jumlah ini akan terus meningkat hingga 20-30 tahun mendatang. Perbaikan kualitas hidup dan pelayanan kesehatan menjadi satu-satunya kunci yang dapat mengeliminasi persoalan itu.

Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi dalam pembukaan Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) mengatakan bahwa tingkat harapan hidup warga Indonesia tahun 2009 mencapai 70,7 tahun. Umur harapan hidup ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2000 yang hanya mencapai usia 67 tahun.


Meningkatnya harapan hidup akan diikuti dengan kasus kesehatan tulang dan sendi sebab jumlah warga lanjut usia akan semakin banyak. Berdasarkan sensus penduduk pada 2010, tercatat 18,1 juta penduduk adalah usia lanjut (lansia). Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memprediksi jumlah warga lansia mencapai 29,1 juta pada 2020 dan 36 juta pada 2025.

Menurut Nafsiah, pemerintah melakukan upaya promotif preventif untuk menjaga kesehatan serta program pra-lansia bagi warga usia 40-50 tahun. Dengan cara itu diharapkan angka penderita keropos tulang dan nyeri sendi bisa terkurangi sejak dini.

Selain itu, fasilitas sarana dan prasarana dari rumah sakit harus ditingkatkan. Saat ini, menurut Nafsiah, terdapat 2.076 rumah sakit yang terintegrasi. Ada 21 rumah sakit umum dan 2 buah rumah sakit khusus ortopedik yang mampu melayani kasus-kasus ortopedi. Selain itu, perlu dilakukan kerja sama di bidang pendidikan kesehatan untuk mencetak tenaga medis yang bermutu. Ditambah lagi, teknologi kesehatan juga harus mengalami pembaharuan agar dapat melayani masyarakat dengan lebih baik.

Mantan Presiden RI BJ Habibie yang hadir dalam acara tersebut turut mendukung adanya penelitian ilmiah untuk mengembangkan ortopedi di Indonesia. Penelitian itu penting tidak hanya untuk masyarakat Indonesia, tetapi juga akan menjadi sumbangan bagi dunia kedokteran pada umumnya.

Dohar Tobing, Ketua PABOI, mengatakan, meningkatnya usia harapan hidup menjadi tantangan bagi para profesional bidang kesehatan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, PABOI mulai meningkatkan serta menambah sumber daya dan pelayanan kesehatan.

Dohar Tobing mengatakan bahwa PABOI mengharapkan pemerintah bersedia untuk menghapus pajak biaya masuk bahan implan untuk rekonstruksi karena harganya sulit dijangkau oleh masyarakat umum. Peniadaan pajak membuat harga bisa turun. Dengan demikian, masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar