Senin, 11 Februari 2013

Penyakit Jantung Koroner Semakin Banyak Diderita Anak Muda


Pasien penyakit jantung koroner sudah tak lagi dialami orang di atas 50 tahun. Usia 30 tahunan pun banyak yang mengalami penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner adalah penyakit tidak menular sekaligus penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia.

Selama tahun 2012, terdapat setidaknya 144.820 pasien dengan masalah kesehatan terkait jantung dan penyakit pembuluh darah lainnya. Nyaris 80 persennya --sekitar 112.368 pasien-- adalah pasien umum, peserta Jamkesmas, Askes, Gakin, dan jaminan kesehatan lainnya. Sementara 33.366 sisanya adalah pasien privat atau yang membayar dengan dana pribadi. Jumlah ini, selalu meningkat setiap tahunnya, dengan peningkatan sekitar 5-15 persen.

Kasus terbanyak dari total pasien tadi, atau sekitar 3.000 lebih pasien mengalami jantung koroner. Jumlah ini hampir ada setiap tahunnya. Sebanyak 2.500 pasien jantung koroner tanpa tindakan bedah, dan sisanya dengan bedah.

Hampir separuh dari pasien jantung koroner yang datang ke rumah sakit ini sudah mencapai stadium lanjut dan harus dilakukan tindakan besar atau operasi. Bahkan banyak juga yang dalam keadaan otot jantung rusak parah dan mengalami gagal jantung sehingga harus ditransplantasi.

Direktur Medis dan Keperawatan RS Harapan Kita dr Tri Wisesa Soetisna mengatakan, tingginya kasus jantung koroner ini menggambarkan penyakit ini mengancam masyarakat Indonesia. Salah satu pemicu penyakit ini adalah gaya hidup, seperti makan makanan yang berlemak, garam dan gula yang berlebih, kurang aktivitas fisik, alkohol, dan merokok. Namun, masyarakat kurang menyadarinya karena dampaknya tidak langsung, tidak seperti penyakit menular atau infeksi.

Tri Wisesa menambahkan, lebih parah lagi usia pasien jantung koroner yang datang ke rumah sakit ini semakin muda.  Dibanding pasien lima tahun lalu yang rata-rata usianya di atas 40 sampai 60 tahun, sekarang bergeser ke usia lebih muda yaitu 30 tahun. Tetapi, kemungkinan jumlah pasien yang berkunjung ke RS Harapan Kita akan menurun di tahun-tahun mendatang.

Sebab setelah diberlakukannya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan pada Januari 2014 nanti, sistem rujukan akan diperbaiki. RS hanya menerima pasien yang kondisinya berat atau tidak tertangani, sedangkan yang ringan ditangani di puskesmas.

Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia RS Harapan Kita dr Iwan Dakota mengatakan, jantung koroner  adalah penyakit yang paling tidak tertangani di rumah sakit di daerah, dan yang paling banyak dirujuk ke RS ini. Tingkat kematiannya pun tinggi, karena bisa menyebabkan serangan jantung. Sementara rumah sakit di daerah masih minim SDM dan peralatan untuk penanganan.

Jantung koroner bisa terjadi bila pembuluh darah arteri koroner, yakni pembuluh darah di jantung yang berfungsi menyuplai makanan bagi sel-sel jantung,  tersumbat atau menyempit karena endapan lemak, yang secara bertahap menumpuk di dinding arteri.

Kurangnya pasokan darah karena penyempitan arteri koroner mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina, yang biasanya terjadi saat beraktivitas fisik atau mengalami stres. Bila darah tidak mengalir sama sekali karena arteri koroner tersumbat, penderita dapat mengalami serangan jantung yang mematikan. Serangan jantung tersebut dapat terjadi kapan saja, bahkan ketika sedang beristirahat.

Penyakit jantung koroner juga dapat menyebabkan daya pompa jantung melemah sehingga darah tidak beredar sempurna ke seluruh tubuh (gagal jantung). Penderita gagal jantung akan sulit bernafas karena paru-parunya dipenuhi cairan, merasa sangat lelah, dan bengkak-bengkak di kaki dan persendian.

Iwan mengatakan, untuk penatalaksanaan penyakit jantung di daerah, RS Harapan Kita sebagai pusat jantung nasional membekali para dokter di daerah dan tenaga kesehatan lainnya dengan keahlian untuk tindakan serangan jantung. Mulai dari pengenalan gejala-gejala jantung koroner maupun serangan jantung sampai kepada pemberian obat-obatan untuk menghancurkan pembekuan darah. Bahkan, di beberapa RS di daerah dibekali keahlian untuk melakukan tindakan serangan jantung tanpa obat-obatan, yakni membuka sumbatan jantung koroner dengan teknologi Percutaneous Coronary Intervention (PCI).

Sebelum penyakit ini mengganggu kenyamanan hidup Anda, hindarilah faktor-faktor penyebab tadi, rutin berolahraga sesuai kemampuan, dan biasakan memeriksa kesehatan secara rutin.

[Referensi]

Avasindo adalah weblog kesehatan yang juga mempromosikan metode pengobatan Avasin Al-Kay di Indonesia. Avasin Al-Kay sendiri adalah sebuah metode pengobatan alami yang dilakukan oleh para dokter professional. Hal ini dilakukan karena para penemu pengobatan Avasin Al-Kay tidak ingin pengobatan Avasin Al-Kay dipraktekan oleh pihak yang belum memahami dasar-dasar ilmu kedokteran.

Praktisi Avasin Al-Kay disebut juga sebagai Avasinolog. Untuk menjadi seorang Avasinolog, terlebih dahulu harus lulus pendidikan kedokteran dan memperoleh izin praktek dokter. Setelah itu, wajib mengikuti kursus keahlian selama setidaknya dua tahun.

Avasin Al-Kay dikenal dunia sebagai Indonesian Acupunture. Sebuah metode pengobatan tanpa operasi. Terbukti dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, mulai dari autis, tumbuh kembang, kemandulan, kanker, stroke dan berbagai macam penyakit lain yang pada dasarnya sulit untuk disembuhkan.

Bila anda tertarik untuk melakukan terapi Avasin Al-Kay, silahkan mengunjungi avasinolog terdekat. Berikut ini adalah dokter avasinolog yang berhasil kami himpun.

Wilayah Bandung dan sekitarnya :

Dr. Adang Sudrajat MM. AV.
Apotek Assyifa 3
Jl. Venus Barat no.11A
Komp. Metro - Margahayu Raya
Bandung - 40286
No. Telpon : 022 9202 9778 | 022 7561 703 | 081 1220 843

Tidak ada komentar:

Posting Komentar