Jumat, 28 Desember 2012

Jumlah Tren Penyakit Menular Meningkat


Trend penyakit menular di Indonesia, terutama di provinsi Sumatera Barat, mengalami peningkatan tahun ini. Penyakit menular tersebut adalah Tuberkulosis Paru, Malaria dan Deman Berdarah Dengue (DBD). Data yang dilansir Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat sampai bulan  Oktober 2012, angka penemuan kasus Tuberkulosis (TB) di Sumatera Barat mencapai 58, 6 persen. Meningkat dibandingkan tahun lalu 59,55 persen.

Sampai Oktober 2012 sa¬ja, angkanya  sudah 58,6 persen. Jika dilihat perbandingannya tahun lalu dengan jumlah kasus yang terjadi dan perbaingannya pada bulan sama tahun lalu, terjadi peningkatan kasus TB. Sementara untuk DBD frekuensi penyakit baru yang berjangkit per 100.000 penduduk, sudah mencapai 42,7 persen. Angka ini juga meningkat dibandingkan bulan sama tahun 2011 sebanyak 36, 85 persen. DBD ini dapat dicegah masyarakat dengn membersihkan lingkungnya.


Untuk malaria, terjadinya peningkatan penemuan kasus malaria yang terkonfirmasi. Jika tahun 2011 saat indikator yang digunakan Annual Malaria Indeks (AMI), kasus malaria sebesar 0,19. Sedangkan tahun ini, dengan parameter Annual Paracite Indeks (API), kasus malaria yang secara klinis harus dikonfirmasikan dengan pemeriksaan parasitic melalui darah tepi, meningkat menjadi 0,29.

Rosnini mengklaim, meningkatnya jumlah kasus penyakit menular tahun ini karena peningkatan sosialisasi dan pencarian kasus di puskesmas serta peningkatan kualitas pencatatan dan pelaporan kasus dari unit pelayanan kesehatan secara berjenjang. Tahun-tahun sebelumnya kebanyakan kasus-kasus tersebut under reporting.

Pada kasus DBD, frekuensi penyakit baru yang berjangkit atau incidence rate (IR) walau masih meningkat dari tahun ke tahun, tapi persentase angka kematian oleh sebab penyakit tersebut atau (case fatality rate) sudah menurun.

Ini merupakan indikator keberhasilan upaya penanggulangan kasus di puskesmas dan RS yang sudah maksimal. Peningkatan kasus sangat dipengaruhi perilaku masyarakat, terutama dalam hal pem-berantasan sarang nyamuk.

Soal strategi dan peran pemerintah provinsi dalam pemberantasan penyakit menular, adalah meningkatkan penemuan kasus dengan cara diagnosa malaria yang harus terkontaminasi mikroskof ataurapid diagnostic test untuk malaria dan DBD, mass blood survey malaria, penjaringan suspect TB, penguatan SDM petugas kesehatan melalui  pelatihan.

Strategi lainnya pengobatan TB, malaria, dan DBD dan pencegahan penularan melalui penggunaan kelambu LLIN (long lasting insectice net), penyemprotan rumah/IRS repellent, program pemberantasan  vektor untuk malaria dan demam berdarah, pengobatan kasus dan pemeriksaan kontak.

Selain itu, melakukan pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan pos malaria desa (posmaldes) dan kader malaria desa, pos TB desa, kader peduli TB.

Meski begitu, hambatan utama dalam pemberantasan penyakit menular adalah anggaran kabu¬paten dan kota yang belum memadai, sedangkan provinsi seuai kewenangannya tidak dapat me-nganggarkan kegiatan hingga tingkat puskesmas. Di samping itu, masih lemahnya koordinasi lintas sektoral dan masih terbatasnya SDM terlatih di kabupaten dan kota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar