Senin, 28 Januari 2013

Penyakit Langka Menyerang dua Kakak Beradik

Bridie (13 tahun) menyusul sang kakak John Philpott (16 tahun) yang telah lebih dulu meninggal pada Januari 2011. Kedua kakak beradik ini meninggal akibat penyakit langka yang belum ada obatnya. John dan Bridie memiliki gangguan neurologis yang tidak bisa disembuhkan. Sebelum meninggal keduanya mengalami kebutaan, menderita gangguan mental, kurangnya keterampilan motorik serta kejang yang parah.

Penyakit ini merupakan kelainan bawaan dari sistem saraf dan muncul ketika anak berusia dini serta terbilang cepat menggerogoti tubuh pasiennya. Kondisi ini tentu saja membuat perasaan sang ibu Marina (47 tahun) hancur hingga berkeping-keping.

Kakak beradik dari Thurrock, Essex ini telah menghadapi pertarungan yang berani sejak didiagnosis dengan gangguan saraf tersebut 8 tahun yang lalu. Saat didiagnosis tahun 2004, keluarga telah diberitahu bahwa hanya ada 1 peneliti yang sedang mengerjakan obat untuk kondisi ini, tapi belum mendapatkan hasil final.

Meski keduanya memiliki kondisi langka yang memburuk, tapi anak-anak ini selalu tersenyum. Keluarga menyebut keduanya sebagai pejuang kecil yang memiliki kepribadian penuh kasih dan ceria. Walaupun telah kehilangan anak-anaknya, keluarga masih berharap Batten Disease Family Association terus bekerja dengan harapan bisa menemukan obat untuk menyembuhkan penyakit tersebut.

Penyakit Batten adalah gangguan fatal yang diwariskan dari sistem saraf dan dimulai sejak anak-anak. Dalam beberapa kasus, tanda-tanda awal yang muncul seperti perubahan kepribadian dan perilaku, lambat dalam belajar, serta sering tersandung.

Gejala yang muncul dari penyakit Batten ini terkait dengan penumpukan zat lipopigments (terdiri dari lemak dan protein) dalam jaringan tubuh. Umumnya penyakit ini pertama kali dicurigai saat pemeriksaan mata karena tanda awal yang sering muncul adalah kebutaan.

Sedangkan tes diagnostik untuk penyakit ini termasuk pemeriksaan darah atau urine, pengambilan sampel kulit atau jaringan, electroencephalogram (EEG), pemeriksaan mata dan juga scan otak. Seiring waktu, anak-anak yang terkena penyakit ini akan menderita gangguan mental, kejang yang memburuk dan kehilangan penglihatan serta keterampilan motorik. Penyakit ini seringkali fatal di usia remaja atau 20 tahunan.

Sampai saat ini tidak ada pengobatan khusus yang diketahui dapat menghentikan atau mengembalikkan kondisi pasien. Namun untuk kejang kadang dapat dikurangi atau dikendalikan dengan obat antikonvulsan. Serta terapi fisik dan terapi okupasi bisa membantu mempertahankan fungsi pasien selama mungkin.

[Referensi]

About Us :
Avasindo adalah weblog kesehatan yang juga mempromosikan metode pengobatan Avasin Al-Kay di Indonesia. Avasin Al-Kay sendiri adalah sebuah metode pengobatan alami yang dilakukan oleh para dokter professional. Hal ini dilakukan karena para penemu pengobatan Avasin Al-Kay tidak ingin pengobatan Avasin Al-Kay dipraktekan oleh pihak yang belum memahami dasar-dasar ilmu kedokteran.

Praktisi Avasin Al-Kay disebut juga sebagai Avasinolog. Untuk menjadi seorang Avasinolog, terlebih dahulu harus lulus pendidikan kedokteran dan memperoleh izin praktek dokter. Setelah itu, wajib mengikuti kursus keahlian selama setidaknya dua tahun.

About Avasin Al-Kay :
Avasin Al-Kay dikenal dunia sebagai Indonesian Acupunture. Sebuah metode pengobatan tanpa operasi. Terbukti dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, mulai dari autis, tumbuh kembang, kemandulan, kanker, stroke dan berbagai macam penyakit lain yang pada dasarnya sulit untuk disembuhkan.

Berikut ini alamat praktek Avasinolog yang berhasil Avasindo himpun.

Wilayah Bandung dan sekitarnya :

Dr. Adang Sudrajat MM. AV.
Apotek Assyifa 3
Jl. Venus Barat no.11A
Komp. Metro - Margahayu Raya
Bandung - 40286
No. Telpon : 022 9202 9778 | 022 7561 703 | 081 1220 843

Tidak ada komentar:

Posting Komentar