Selasa, 01 Januari 2013

Penyakit Mental Menyerang Guru-Guru di Jepang


Guru memang mendapatkan perhatian dalam hal penghasilan secara lebih di Jepang, namun ternyata hal tersebut berbanding lurus dengan beban mental yang dialami para guru tersebut saat sedang menjalankan tugasnya.

Berdasarkan survey yang diakukan oleh pemerintah Jepang. Tercatat, setidaknya lima ribu orang guru di Jepang mengidap depresi dan juga penyakit mental lainnya. Hal ini diketahui dari catatan absensi para guru sepanjang tahun fiscal yang lalu.

Survei itu menunjukkan bahwa sebanyak 8.544 guru telah mengambil cuti sakit. 62% diantaranya  atau 5.274 guru, mengambil cuti karena menderita penyakit mental. Kementerian pendidikan di Jepang, melakukan survei itu pada guru tingkat SD, SMP dan SMA. Guru-guru di sekolah swasta juga ikut diambil sebagai sample dalam survey itu.

Ini merupakan tahun keempat  berturut, di mana jumlah guru yang mengalami depresi mencapai angka di atas  5.000 orang. Angka ini dua kali lipat lebih besar bila dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu. Menyikapi hasil survey tersebut, pihak pemerintah Jepang merencanakan beberapa langkah  termasuk meninjau beban kerja guru, memperbaiki sistem konsultasi, dan menciptakan program rehabilitasi bagi para guru yang mengambil cuti.

Kementerian mengatakan guru berusia 40 tahun atau lebih tua cenderung lebih tertekan karena memiliki beban kerja yang berat. Ia juga mengatakan guru berusia 20-an dan 30-an tahun khawatir tentang bagaimana caranya untuk berkomunikasi dengan para orang tua siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar